Review PAC-MAN 256 – Dua Game Favorit Menjadi Satu

Saya sangat bersemangat ketika mengetahui kabar tentang Hipster Whale, kreator Crossy Road, menjalin kerja sama dengan Bandai Namco. Bagaimana tidak? Video trailer yang mereka unggah memperlihatkan gameplay dua game favorit saya dilebur menjadi satu dalam PAC-MAN 256.
Crossy Road merupakan salah satu game favorit saya pada tahun 2014 lalu. Gameplay simpel, skema monetisasi cerdas, serta arahan visual yang menawan sukses membuat saya mencoba menyeberang lagi dan lagi. Formula game freemium yang diciptakan oleh Hipster Whale tersebut kini ditiru oleh berbagai developer lain seperti pada Skatelander atau Down the Mountain.
Pac-Man sendiri adalah game legendaris yang telah hadir sejak tahun 1980 silam. Gameplay simpel tentang sebuah monster kuning yang memakan pelet sambil menghindar dari kepungan hantu ini sangat digemari di seluruh dunia. Saking populernya, gambar karakter Pac-Man sering dijadikan sebagai simbol kultur pop yang mewakili video game hingga kini.
Lalu bagaimana bila kedua game hebat ini digabung menjadi satu? Apakah akan menjadi game yang sangat seru, sesuai dengan legenda yang telah ditinggalkan oleh versi orisinalnya? Mari menyimak pengalaman saya bermain PAC-MAN 256.
Pac-Man 256 Review | Screenshot 1

Berbeda Tapi Tetap Familier

Kesan pertama melihat video gameplay PAC-MAN 256 membawa saya bernostalgia dengan dua game favorit. Saya langsung sadar bagaimana Bandai Namco dan Hipster Whale berkolaborasi membuat sebuah game yang berbeda, namun tetap terlihat familier bagi para pemain yang telah memainkan kedua karya mereka.
Saya bisa melihat permainan khas Pac-Man yang mirip dengan versi orisinalnya. Si monster kuning Pac-Man masih melintasi lorong-lorong sambil memakan pelet dan menghindar dari kepungan hantu. Skema warna yang dipakai pun masih sama dengan game klasiknya dulu.
Pengaruh Hipster Whale pada PAC-MAN 256 juga terlihat sangat kental. Tampilan game memperlihatkan perspektif diagonal yang sama-sama dipakai pada Crossy Road. Di samping itu, elemen petualangan tak berujung sambil dikejar oleh glitch pada PAC-MAN 256 juga sama persis dengan Crossy Road yang menantang para pemainnya untuk berjuang menyeberang sejauh mungkin.
Berbagai elemen di atas membuat saya sama sekali tidak asing dengan PAC-MAN 256. Bahkan, saya pikir kedua developer tersebut berhasil menggabungkan berbagai elemen positif dari karya mereka masing-masing dengan baik, sehingga membuat game ini bersinar terang.
Pac-Man 256 Review | Screenshot 2

Pac-Man Kini Jauh Lebih Sakti

Pac-Man memiliki kemampuan untuk memakan para hantu yang mencoba mengepungnya. Dengan memakan pelet berukuran besar yang merupakan item power-up, para hantu yang mengejar langsung berubah menjadi biru karena ketakutan akan dimakan si monster kuning.
PAC-MAN 256 masih menghadirkan sistem yang bisa ditemukan pada game orisinalnya. Bahkan, kemampuan si monster kuning tidak berhenti sampai di situ saja. Ia sekarang dapat mengakses berbagai power-up baru  yang bisa ia manfaatkan untuk menggapai skor setinggi mungkin.
Bandai Namco dan Hipster Whale telah menyiapkan segudang power-up untuk diluncurkan oleh Pac-Man. Ia bisa menembak sinar laser, meledakkan diri, hingga melepaskan angin tornado. Seluruh power-up ini bisa saya akses dengan mengumpulkan skor dari permainan.
Selain jenis yang jauh lebih banyak, saya juga bisa melakukan upgrade terhadap setiap jenis power-up dengan menebus sejumlah koin (mata uang di dalam game). Semakin tinggi level suatu power-up, maka semakin besar serta lama pula ongkos dan waktu yang dibutuhkan.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 3

Gameplay Super Intuitif

Desain antarmuka game yang baik adalah ketika para pemainnya dapat dengan mudah bernavigasi di dalam game. Hal itu pula yang saya rasakan ketika bermain PAC-MAN 256.
Petunjuk yang diberikan untuk mengendalikan Pac-Man di sini hanya berupa ikon tangan yang bergerak-gerak naik turun di awal permainan. Intuisi saya langsung mengambil alih dan saya dapat mengendalikan Pac-Man dengan sentuhan swipe hanya dari informasi minim tersebut.
Selain itu, semua elemen game seperti lorong warp, panel percepatan gerak, hingga item power-up di dalam game juga bisa langsung saya kenali tanpa memerlukan penjelasan sama sekali. Ini adalah bukti bahwa developer telah mendesain game dengan sangat baik hingga dapat dimengerti secara intuitif.
Pac-Man 256 Review | Screenshot 4

Desain Freemium yang Cerdas

PAC-MAN 256 merupakan contoh dari konsep freemium yang didesain dengan baik. Saya dapat menikmati game tanpa merasa dibatasi atau dicekoki dengan berbagai trik menyebalkan yang biasa ditemukan pada game freemium sejenis lainnya.
Koin sebagai mata uang di dalam game dapat diperoleh secara cuma-cuma. Saya bisa mengumpulkannya di dalam game, menyelesaikan misi khusus, atau menonton tayangan iklan untuk memenuhi pundi-pundi koin yang saya miliki. Bahkan, tidak ada opsi IAP untuk membeli koin di sini.
Keseluruhan konten pada PAC-MAN 256 bisa dinikmati tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Developer memang menawarkan berbagai jenis IAP, seperti untuk melipatgandakan perolehan koin atau mendapatkan jumlah energi tidak terbatas. Namun, semua IAP tersebut bersifat opsional.
Sistem energi di sini sama sekali tidak membatasi lama permainan. Saya dapat dengan bebas mengulang kembali permainan sesuka hati tanpa harus menunggu energi terisi. Energi hanya diperlukan bila saya ingin bermain dengan menggunakan berbagai macam power-up, atau ingin melanjutkan permainan setelah kalah satu kali.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 5

Cocok untuk Semua Orang

Dengan desain game yang cerdas, saya sangat merekomendasikan PAC-MAN 256 untuk dipasang pada smartphone maupun tablet semua gamer. Game ini sangat cocok untuk menemani saat-saat senggang atau dimainkan secara intens selama beberapa menit.
PAC-MAN 256 juga membuktikan kepiawaian Hipster Whale dalam mengembangkan game freemium. Saya sangat mendukung langkah Bandai Namco yang menggandeng pihak ketiga untuk mengembangkan game ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga saja akan semakin banyak terobosan serupa terhadap game lainnya yang telah kita kenal selama ini.

https://id.techinasia.com/review-pac-man-256
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Text Widget

Unordered List