Review The Quest Keeper – Mari Menjelajah Dungeon Dengan Cara Yang Simpel

Terus terang kabar soal kemunculan The Quest Keeper beberapa waktu lalu membuat saya yang merupakan penyuka game bertema dungeon crawler, benar-benar berminat untuk mencobanya. Coba kamu bayangkan game endless bergaya Crossy Road yang simpel dan tidak membutuhkan komitmen waktu banyak, digabungkan dengan tema fantasi yang lebih oke dibandingkan sekedar aksi menyeberang jalan. Keunikan tema inilah yang menjadi nilai tersendiri bagi The Quest Keeper, sehingga membuatnya sedikit berbeda dibandingkan game arcade yang berupaya mengekor kesuksesan Crossy Road.
Premis dari permainan The Quest Keeper sendiri bisa dibilang simpel. Di sini kamu harus menjalani quest yang diberikan seorang “dungeon keeper” untuk mengambil artefak yang tersembunyi di setiap dungeon. Setidaknya ada sepuluh variasi dungeon yang bisa kamu lalui di game ini, dan percayalah menyelesaikan salah satu di antaranya jauh lebih menarik dibandingkan sekedar melintasi jalan raya di Crossy Road.

Sama seperti game endless lainnya, The Quest Keeper memberimu kontrol permainan yang sangat simpel. Di sini yang perlu kamu lakukan hanyalah melakukan swipe pada bagian layar untuk menggerakkan dia ke arah yang ingin dituju. Karaktermu sendiri memiliki kecenderungan untuk terus berjalan lurus mengikuti arah yang dihadapi, sehingga kamu tidak bisa berhenti secara konstan pada situasi yang dibutuhkan. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,  kamu bisa menghentikan karaktermu dengan cara menabrakkan diri ke dinding yang ada di sekitar agar tidak terjatuh ke lubang di sekitar.
Sepanjang permainan, ada banyak sekali jebakan yang siap menghentikan langkahmu untuk mendapatkan artefak yang kamu butuhkan. Tergantung dari dungeon yang kamu jalani, kamu akan menjumpai ayunan kapak mematikan, pisau berduri, bahkan laba-laba pemakan manusia akan mengintai kamu dalam The Quest Keeper.
The Quest Keeper | screenshot 2
Bukan hanya berfokus soal jebakan saja, di dungeon tertentu kamu akan menjumpai peti berisikan koin emas yang bisa digunakan untuk membeli obor dan beberapa equipment baru. Beberapa equipment yang diperjual belikan tadi memberikan efek yang cukup berguna dalam menyelesaikan sebuah dungeon tertentu. Oleh karena itu kamu perlu mendedikasikan waktu dan (juga koinmu) untuk melakukan grinding kebutuhan equipment terlebih dahulu sebelum berburu artefak yang kamu mau.
Artefak yang kamu peroleh di beberapa dungeon akan memberimu separuh nyawa tambahan, sehingga semakin banyak artefak yang kamu miliki, maka semakin besar pula kesempatanmu dalam menyelesaikan dungeon tersulit yang ada di The Quest Keeper. Setiap dungeon membutuhkan jarak pencapaian sejauh 300 langkah untuk bisa mendapatkan artefak yang kamu mau, sehingga kamu perlu memperhatikan setiap jengkal langkahmu di dungeon.
The Quest Keeper | screenshot 3
Untungnya, untuk membantumu menjalani dungeon yang kamu inginkan, The Quest Keeper memberikan lantai checkpoint yang akan membantumu menyelesaikan dungeon yang disediakan. Seandainya karaktermu mati di tengah jalan, kamu bisa menggunakan koin emasmu untuk mengulang kembali di lokasi checkpoint sebelumnya. Namun perlu diingat juga, semakin jauh perjalananmu, maka semakin mahal pula uang yang dibutuhkan untuk hidup kembali. Akibatnya kamu perlu mempertimbangkan pemakaian uang untuk kebutuhan revive tadi secara matang.
Dengan gameplay dan objektif permainannya yang cukup menantang, The Quest Keeper cukup menghibur untuk dimainkan kapanpun dan di manapun kamu mau. Kabar baiknya lagi, game ini tidak membutuhkan koneksi internet secara konstan, sehingga kamu bisa memainkannya di saat kamu sedang mematikan kuota paket internet mobile.
The Quest Keeper | screenshot 4
Di luar kelebihan tadi, hal minor yang menjadi kendala saya dalam menikmati game ini mungkin keberadaan perspektif isometris yang kurang begitu bersahabat dengan kontrol permainan. Penyajian perspektif isometris dalam game ini tidak senyaman kita di saat memainkan Crossy Road dan game sejenisnya. Untungnya The Quest Keeper memiliki opsi sudut pandang alternatif seperti top down view yang membuatnya sedikit lebih mudah dimainkan. Kamu sendiri bahkan bisa mengganti layar permainan dari landscape menjadi portrait cukup dengan membalikkan perangkat bermainmu saja.
Dari segi grafis, The Quest Keeper memang berkiblat pada Crossy Road, di mana penggambaran karakter dan beragam objek berbentuk kubus boxel alias “box pixel” terlihat begitu mendominasi layar. Untungnya The Quest Keeper menyediakan variasi layout dan objek jebakan yang berbeda-beda di setiap dungeon, sehingga kamu tidak lekas bosan dalam menyelesaikan setiap rintangan yang dihadirkan.
The Quest Keeper | screenshot 5
“Uh oh… apa itu? Ada sesuatu yang keluar dari dalam lubang jurang saat saya menginjak jaring laba-laba”
Untuk soal IAP, game ini menyediakan opsi pembelian koin tambahan yang bisa dibeli untuk mengurangi aktivitas grinding kamu dalam mendapatkan equipment. Kamu bisa membeli 500 koin dengan harga Rp12.900 saja untuk membeli satu hingga dua item yang kamu inginkan di toko. Keberadaan IAP yang harganya cukup terjangkau tadi tidak mewajibkan kamu untuk membelinya, sehingga kamu bisa menikmati The Quest Keeper secara gratis, dengan sedikit keberadaan iklan di dalamnya.
Kesimpulannya, The Quest Keeper merupakan hiburan ringan yang memberimu kesenangan singkat yang berlarut-larut saat memainkannya di mana pun kamu mau. Meskipun game arcade semacam ini terkesan dangkal bagi kamu yang mendambakan game mobile berbobot, namun yang jelas di sini kamu akan bersenang-senang dengan permainan Quest Keeper yang simpel.

https://id.techinasia.com/review-the-quest-keeper
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Text Widget

Unordered List